Minggu, 18 April 2021

Pembahasan AOQ #12

 


Dalam perusahaan dagang, jasa maupun industri penentuan harga pokok sangatlah penting. Melalui penetapan harga pokok ini anda bisa menentukan keuntungan yang diinginkan. Harga pokok dibedakan menjadi dua jenis yakni harga pokok penjualan dan harga pokok produksi. Dalam penentuan harga pokok produksi terdapat dua metode penentuan yakni metode full costing dan variable costing. Harga pokok produksi sendiri merupakan total beban produksi yang digunakan untuk membuat produk hingga barang tersebut siap untuk dijual. Beban yang melekat ini termasuk bahan baku, bahan penolong dan tenaga kerja langsung sehingga produk jadi dan setengah jadi pun bisa dihitung.

 

Metode full costing terdiri dari beban bahan baku, tenaga kerja langsung dan beban overhead pabrik baik variable maupun tetap. Sedangkan metode variable costing sama perhitungannya dengan full costing namun tanpa diikuti beban overhead pabrik tetap.

 

Perbedaan Full Costing dan Variable Costing:

 

Kedua metode penentuan ini dipakai untuk menentukan harga pokok produksi. Tentu ada perbedaan mendasar dari  kedua metode ini diantaranya adalah sebagai berikut :

 

1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Yang berbeda

Menurut perhitungannya kedua metode ini sama-sama mengikutsertakan bahan baku, beban tenaga kerja langsung dan beban overhead pabrik. Perbedaannya untuk metode full costing menggunakan beban overhead pabrik tetap dan variable sedangkan variable costing hanya mengikutsertakan beban overhead variable saja.  Beban overhead pabrik sendiri merupakan biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan baku dan beban tenaga kerja langsung.

Menurut perilakunya ada dua golongan beban overhead pabrik yakni overhead pabrik tetap dan variable. Beban overhead pabrik tetap ialah biaya yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi. Contoh dari beban overhead pabrik tetap ini ialah beban depresiasi mesin. Beban overhead pabrik variable ialah biaya overhead pabrik  yang berubah sebanding dengan volume kegiatannya. Salah satu contoh beban overhead pabrik variable ialah  beban untuk packaging produk, bahan yang melekat langsung pada produk namun hanya sepersekian persen saja digunakan dalam produk.

 

2. Pelaporannya Pada Laporan Laba Rugi

Dari segi pelaporannya juga berbeda antara metode full costing dan variable costing. Jika menggunakan metode full costing biaya overhead akan dilaporkan jika produk sudah terjual. Untuk metode variable costing baik produk terjual atau tidak maka biaya overhead akan tetap dilaporkan sehingga pos pendapatan perusahaan akan berkurang.

 

3. Perlakukan Biaya Periode

Dalam metode full costing biaya periode dianggap sebagai biaya yang tidak berhubungan dengan biaya produksi namun tetap mengurangi laba perusahaan. Biaya periode menurut metode variable costing ikut dibebankan dalam produksi.

 

Kelemahan dan Kelebihan Metode Full Costing

Ada beberapa kelemahan dan kelebihan yang anda dapatkan jika menggunakan metode full costing. Untuk kelebihannya sendiri bisa anda simak sebagai berikut :

· Menampilkan biaya overhead sesungguhnya sebab mengandung dua jenis biaya overhead yakni tetap dan variable

· Metode ini mampu menunda pembebanan biaya overhead saat produk belum laku terjual

· Pembebanan biaya overhead atas barang yang belum laku bisa dialihkan untuk mengurangi atau menambah harga pokok dalam persediaan anda.

Selain keunggulan diatas ternyata metode full costing juga punya beberapa kelemahan. Metode full costing membuat harga jual anda menjadi lebih tinggi ketimbang memakai variable costing. Pasalnya metode full costing menganggap konsumen rela membayar berapapun harga barang tersebut. Metode ini cocok untuk perusahaan yang memang menyediakan bahan pokok masyarakat.

 

Kelemahan dan Kelebihan Metode Variabel Costing

Metode variable costing juga memiliki manfaatnya sendiri yang wajib anda ketahui. Beberapa manfaat metode variable costing bisa disimak berikut ini :

Baik untuk anda yang hendak melakukan perencanaan laba jangka pendek.

Biasa dipakai untuk pengendalian biaya sebab variable costing membagi biaya tetap menjadi dua golongan yakni discretionary fixed cost dan committed fixed cost.

Dapat dipakai sebagai referensi pengambilan keputusan untuk order pesanan khusus yang tidak membutuhkan order banyak seperti full costing.

Kelemahan dari metode costing juga lumayan banyak sebanding dengan manfaat yang ia berikan. Pemisahaan discretionary fixed cost dan committed fixed cost sulit untuk dilakukan. Selain itu banyak yang beranggapan bahwa metode ini tidak sesuai dengan prinsip akuntansi dan menyebabkan naik turunnya laba karena adanya perubahan dalam penjualan. Variable costing juga tidak cocok diterapkan pada perusahaan musiman karena akan menyajikan kerugian laba yang tidak normal. Dalam metode variable biaya overhead tetap tidak dimasukkan sehingga nilai persediaan menjadi lebih rendah begitu pula modal kerjanya.

Biasanya metode full costing digunakan untuk kepentingan laporan keuangan pihak eksternal dan variable costing ditujukan untuk pihak manajemen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar